RUMAH PEDOMAN
Adalah rangka tertutup di mana semua bahan dari dari sebuah pedoman di tempatkan, biasanya rumah pedoman ini di buat dari kayu, di tempatkan secara tetap di anjungan, di depan roda kemudi, di atas anjungan di deck compass dan mungkin juga di kanan kiri anjungan atau buritan kapal sebagai tempat pedoman darurat.
Bentuk rumah pedoman ini biasanya bulat bersegi-segisetinggi 2 meter.
Bagian-bagian yang termasuk rumah pedoman adalah:
1. tutup rumah pedoman:tutup rumah pedoman terletak di nagian atas.dan berfungsi sebagai penutup pedoman segingga terlintang dari hujan maupun panas matahari
2. tandung tanduk dari pasangan cincin lanja yang membujur kapal di tempatkan pada rumah pedoman maka pada rumah pedoman terdapat beberapa pagas/per.
3. bola penimbal pada rumah pedoman bagian luar agak di bawah dari tutup rumah pedoman. Pada sisi kanan kiri di tempatka 2 buah bola besi yang cukup besar.
4. batang-batang besi penimbal: berfungsi untuk menimbal atau menetralkan pengaruh-pengaruh magnit lain sekitar kapal. Batang ini di buat dari sesi lunas. Dan di tempatkan di bagian belakang
5. bola lampu penerangan: befungsi memberi penerangan pada pedoman(malam hari) terpasang pada bagian dalam rumah pedoman. Untuk perbaikannya di pasang pintu kecil di bagian belakang rumah pedoman.
6. clinometer: terpasang pada bagian luar pada rumah pedoman berfungsi untuk melihat sudut kemiringan kapal.
Deviasi: penyimpangan penujuk utara selatan piring pedoman terhadap arah utara selatan magnit bumi.
Variasi: penyimpangan arah utara-selatan magnit bumidari arah utara-selatan sejati pusat penyimpangan dari kanan kiri utara-selatan sejati di beri tanda(+) dan yang kekiri sebaliknya di beri tanda (-)
Agoone: garis di dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki perubahan variasi nol(0) derajat.
Issalogone: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki perubahan variasi yang sama.
Osagone: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki variasi sama (bukan nol derajah)
Akline: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki sudut-sudut inklasi nol deraja.
Prinsip kerja
Piringan pedoman di lekukkan di atas pengapung.di bawah pengapung di gantungkan batang-batang magnit.keseluruhannya di letakkan dalam cairan sehingga bila berada dalam medan magnit bumi piringan dapat berputar. 9dengan bebas) bila kapal diam maka piringan pedoman juga akan ikut diam dengan skala 360/ utara menunjuk kutub bumi tepat pada arah bidang lunas tinggi pada bagiandalam ketel pedoman di tempatkan garis layer. Skala derajah piringan pedoman yang mengimpit/ bersatu dengan garis laya adalah menunjukkan arah haluan kapal misalkan bila skala 090 berimpit dengan garis layer, berarti haluan kapal adalah 090 derajah
Fungsi dari setiap bagian pedoman basah adalah:
1. Sumbat
Apabila air ketel pedoman berkurang(dapat dilihat dengan adanya gelembung udara di dalam ketel), maka harus ditambahkan air sulingan campur alcohol.
Ketel ditahan pada posisi miring dengan sumbat ditempatkan di bagian atas, kemudian sumbat dibuka.
Melalui lubang air sulingan diisikan dan kemudian sumbat dpat ditutup kembali.
2. Pengapung
Piringan bertambah berat dengan / oleh adanya jarum-jarum yang cukup berat.
Ini akan mengakibatkan tekanan lebih besar pada ujung runcing semat dan sungkup pda bagian bawah.
Untuk mengatasi hal itu dipasang sebuah pengapung di bawah piringan pedoman.
3. Iromol
Karena terjadinya perubahan suhu naik turun, maka akan terjadi penyusutan/ pemuaian cairan di dalam ketel.
Pedoman dengan adanya bentuk tromol yang tertutup atas bergebang yang dapat berfungsi sbagai pegas, maka naiknya tekanan akibat pemuaian cairan dapat diatasi . Demikian pun akibat dari penyusutan cairan ketel sehingga tidak akan terjadi gelombang-gelombang di dalam ketel.
4. Jembatan dari Bahan Kuningan
Karena tromol yang memiliki gaya pegas, maka apabila dudukan langsung ditempatkan di atas penutup, maka akan terjadi penunjukan yang salah karena semat dan piringan pedoman ikut turun naik perubahan tromol.
Hal ini dibatasi dengan memasang sebuah jembatan dari bahan kuningan.
5. Pemberat
Berfungsi untuk lebih menstabilkan ketel pedoman.
Pemberat ini umumnya dibuat dari timah hitam.
6. Piringan Pedoman
Besarnya piringan pedoman(garis tengah pirinagn) tidak boleh terlampau besar agar terdapat jarak yang cukup antara piringan dan ketel.
Pada saat kapal berputar, cairan di dalam ketel akan ikut berputar. Gaya putar terbesar akan terdapat pada caiaran di dalam dinding ketel. Bila tepi piringan pedoman akan terputar, penunjukan pedoman akan banyak menyimpang/ salah.
Beberapa catatan dan hal yang perlu diperhatikan secara keseluruhan pedoman basah basah lebih baik daripada pedoman kering karena memiliki momen besar, lebih tenang karena memiliki kelengkapan peredam getaran dan goncangan yang lebih banyak.
Meskipun ada juga kerugiannya, yaitu pedoman basah lebih sukar diperbaiki dan ditimbang. Selanjunya hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pedoman di kapal adalh:
1. Salah kolimasi akan timbul bilamana garis utara selatan pada piringan pedoman tidak jatuh sama. Pada poros magnrtis pedoman.
2. Pedoman tolak (standar komaps) harus ditempatkan sedekat mungkin dengan bidang lunas linggi dan jauh dari massa besi yang besar dan besi lunas seperti tiang kapal, cerobong- cerobong peranginan, balok geladak, serta dinding-dinding lebar
3. Pedoman buritan harus juga ditimbang bersamaan dengan pedoman-pedoman lain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar